-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mulai Produksi Massal, Rusia Klaim Temukan Obat Penyakit Covid-19 Ampuh

Rabu, 12 Agustus 2020 | Agustus 12, 2020 WIB Last Updated 2022-01-26T06:58:51Z

Seorang ilmuwan menunjukkan sampel vaksin untuk melawan penyakit virus Corona (COVID-19) yang dikembangkan Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology, di Moskow, Rusia, (6/8/2020). Foto dibuat 6 Agustus 2020./Antara/REUTERS/HO-The Russian Direct Investment Fund (RDIF).


Liputan Dunia, - Akhirnya resmi, Rusia baru baru ini mengumumkan temuannya obat penyakit Covid-19 yang diklaim sangat ampuh dalam melawan virus Corona. Obat Covid-19 itu tidak hanya mampu menghilangkan gejala, namun langsung membunuh virusnya.

Pengumuman tentang temuan itu disampaikan langsung oleh sebuah perusahaan farmasi Rusia bernama R-Pharm. Sedangkan obat Corona baru itu diberi nama Koronavir.

“Koronavir merupakan obat yang pertama di dunia yang tidak menyasar komplikasi akibat SARS-CoV-2, melainkan langsung membunuh virus itu sendiri,” begitu bunyi pernyataan resmi R-Pharm seperti dikutip dari kantor berita Rusia TASS pada 15 Juli 2020.

Penemuan obat penyakit Covid-19 ini dapat menjadi kabar menggembirakan di tengah besarnya jumlah kasus di negara komunis tersebut. Hingga saat ini Rusia termasuk negara dengan jumlah kasus virus Corona yang cukup besar di dunia.

Hingga hari Minggu (19/7/2020) jumlah kasus Covid-19 di Rusia telah mencapai angka 771.546 orang. Sedangkan jumlah yang meninggal mencapai 12.342 orang dan yang sembuh sebanyak 550.344 pasien.

Belum adanya obat penyakit Covid-19 hingga saat ini membuat penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona menjadi sulit dilakukan. Meskipun pelonggaran lockdown telah dilakukan berbagai negara, namun angka kasusnya malah semakin meningkat.

Seperti dikutip dari laman resmi WHO, Rusia termasuk negara ke-4 terbanyak jumlah kasus Covid-19 setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India. Sedangkan jumlah kasus dunia juga belum memperlihatkan adanya tanda-tanda penurunan.

Jumlah kasus akibat pandemi Covid-19 ini telah menginfeksi sebanyak 14.043.176 orang yang tersebar di 216 negara. Angka kematian akibat penyakit ini telah mencapai 597.583 orang.

Efektivitas Koronavir sebagai Obat Penyakit Covid-19

Selain menemukan obat corona baru, R-Pharm Group telah dikenal sebagai perusahaan yang fokus pada bidang penelitian, pengembangan, hingga produksi obat-obatan.

Perusahaan Rusia ini juga dikenal memproduksi berbagai peralatan laboratorium dan perangkat medis. Sedangkan obat Koronavir dikatakan diproduksi di pabriknya yang terletak di kota Yaroslavl.

Selain beroperasi di Rusia, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2001 ini juga memiliki beberapa cabang yang tersebar di Amerika Serikat, Jerman, Jepang, negara-negara CIS, dan negara lainnya.

Menurut pernyataan R-Pharm, Koronavir telah terbukti dan telah melalui uji kinis. Obat ini juga diklaim efektif memblokir replikasi virus sekaligus menghentikan perkembangannya.

Untuk meningkatkan kualitas obat penyakit Covid-19 yang dihasilkan, R-Pharm menandainya dalam kode digital Data Matrix. Kode digital ini bisa diibaratkan sebagai analog dari paspor obat yang memberikan garansi originalitasnya.

Bahkan dengan kode digital ini bisa dilacak proses tahapan dan distribusinya. Mulai dari tahap produksi sampai pengiriman ke berbagai rumah sakit dan layanan medis lainnya.

Penerapan sistem pelabelan obat telah menjadi kebijakan pemerintah Rusia yang telah diterapkan sejak 1 Juli yang lalu. Dengan adanya sistem label ini akan memudahkan siapapun untuk melacaknya dengan menggunakan perangkat seluler.

Setelah ditemukannya obat penyakit Covid-19 itu kabarnya Koronavir juga langsung diproduksi agar dapat digunakan dalam perawatan dan penanganan pasien Covid-19 di negara itu.

“Sampai saat ini sudah ada sebanyak 7.373 paket obat-obatan yang sudah dimasukkan dan didistribusikan ke masyarakat,” tambah pernyataan perusahaan itu.

Hingga saat rilis penemuan obat virus Corona tersebut belum ada kabar menyangkut tanggapan pemerintah dan kementerian kesehatan Rusia terhadap penemuan baru itu.

Penemuan obat penyakit Covid-19 yang bernama Koronavir diharapkan dapat memberikan angin segar terhadap perburuan obat yang benar-benar efektif dan aman untuk pengobatan dan perawatan penyakit akibat virus SARS-Cov-2 tersebut.

Presiden Vladimir Putin Telah Resmi Umumkan dan Memproduksi massal obat Virus Covid-19.


Foto: Presiden  Vladimir Putin
Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan, mereka butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim diciptakan oleh Rusia.

Dalam pernyataannya, Presiden Vladimir Putin mengumumkan negaranya sudah menyetujui obat yang dipakai untuk menyembuhkan virus corona.

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada awak media di Jenewa menerangkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Rusia.

"Diskusi tengah terjadi berkaitan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin dari WHO," jelas Jasarevic seperti diberitakan AFP Selasa (11/8/2020).

"Prakualifikasi vaksin mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data terkait keamanan dan kemanjuran," lanjut dia.

Vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V itu diciptakan oleh Institut Gamaleya berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Berdasarkan catatan yang dikumpulkan WHO per 31 Juli, saat ini terdapat 165 kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan di seluruh dunia.

Sebanyak 139 di antaranya masih dalam evaluasi pra-klinis, sementara 26 lainnya berada di fase penyuntikkan ke relawan manusia.

Ada juga enam kandidat vaksin yang bahkan telah mencapai Fase 3, di mana saat ini tahapnya merupakan evaluasi klinis atas keampuhannya.

Kanddiat dari Gamaleya, yang berada dalam 26 daftar disuntikkan ke manusia, dilaporkan masih dikategorikan ke fase pertama.

Kirill Dmitriev, Kepala Pendanaan Investasi Langsung Rusia menyatakan, mereka bakal menggelar Fase 3 pada Rabu besok (12/8/2020).

Setelah itu mereka akan lanjut ke tahap produksi massal pada September, dengan 20 negara diklaim telah berada dalam antrean.

"Cap kualitas"

Jasarevic menjelaskan, setiap negara memang mempunyai badan regulator yang membeirkan lampu hijau penggunaan obat maupun vaksin di wilayah masing-masing.

Dia kemudian menerangkan posisi WHO adalah melakukan proses prakualifikasi tidak hanya untuk vaksin, melainkan juga bagi obat-obatan.

"Setiap perusahaan bakal mengajukan proses prakualifikasi dari WHO karena menjadi semacam cap kualitas," papar Jasarevic.

Untuk mendapatkan "stempel" ini, badan kesehatan di bawah PBB tersebut membutuhkan data efektivitas dan keselamatan yang dikumpulkan selama fase uji klinis.

Jasarevic melanjutkan, pihaknya mengakus enang karena di tengah pandemi virus corona, negara berlomba-lomba mendanai penelitian vaksin.

Meski begitu, dia memperingatkan meski cepat dalam mengembangkan dan memproduksi vaksin Covid-19, negara juga tidak boleh mengorbankan keselamatan. (one)

×
Berita Terbaru Update