Liputan Sampang - Pasokan pupuk bersubsidi salah satu kebutuhan petani di Kabupaten Sampang semakin berkurang dan tidak sesuai kebutuhan para petani. Akibatnya pasokan pupuk tidak terpenuhi sesuai pengajun dan kebutuhan.
Akibatnya, para petani harus lebih menguras kantong untuk membeli pupuk yang tidak bersubsidi, karena stok untuk pupuk bersubsidi sudah mulai langka, guna memenuhi kepentingan bertani.
Pemilik Distributor Pupuk dari CV. Usaha Tani Sampang, H. Moehid Dohri menjelaskan, di awal tahun petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, namun saat ini di pertengahan hingga akhir tahun 2020, dipastikan tidak ada pupuk bersubsidi, dan Petani terpaksa membeli pupuk non subsidi, jelas H. Moehid Dohri.
“Di awal tahun, pasokan pupuk subsidi ini tidak masalah, karena kekurangan diambilkan jatah musim tanam berikutnya. Namun saat akhir tahun petani akan kesusahan untuk mendapatkan pupuk subsidi tesebut karena stok sudah tidak tersedia,” terang H Moehid.
Dirinya juga menjelaskan, "Salah satunya Pupuk Organik, dimana tahun 2019 sebanyak 1.094 ton, tapi tahun 2020 jauh meningkat drastis dengan direalokasi sebanyak 20.037 ton. Sementara Pupuk Organik tidak diminati dan tidak di butuhkan Petani di Sampang, sedangkan pupuk yang benar – benar di butuhkan malah stoknya sedikit," pungkasnya.
Ditambahkan H. Moehid, "Kekurangan pupuk bersubsidi saat ini karena adanya pengurangan kuota dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. “Untuk alasan pengurangan kuota tidak sesuai kebutuhan, dinas pertanian Kabupaten Sampang yang lebih tau Mas”.
Hal senada juga di sampaikan ketua kelompok tani H. Subaidi, menurutnya, kelangkaan atau kekurangan stok pupuk bersubsidi telah sering terjadi di setiap akhir tahun, sehingga pihakanya mengaku tidak begitu kaget dengan hal tersebut.
Namun, H. Subaidi berharap ada respon serius dari pemerintah Sampang, baik dari Dinas Pertanian Kabupaten Sampang hingga peran Bupati Sampang untuk di Sampaikan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa timur, hingga kementrian, agar bisa terpenuhi kebutuhan Pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Sampang," harapnya.
Menyikapi hal tersebut, sejumlah Petani dan Distributor Pupuk di Sampang mengaku kecewa dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa timur yang terkesan asal-asalan dalam menyalurkan Pupuk Subsidi yang tidak mengacu pada kebutuhan tahun-tahun sebelumnya sehingga pengalokasian jauh dari yang di butuhkan pera petani.
Perlu diketahui, ada lima (5) macam pupuk yang dibutuhkan di Kabupaten Sampang, yaitu Pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik, yang pengen alokasiannya tidak sesuai dengan kebutuhan para petani,
Dimana tahun 2019, Pupuk Urea sebanyak 18.357 ton, SP-36 4.466 ton, ZA 2.207 ton, NPK 2.390 ton dan Organik sebanyak 1.094 ton, sementara tahun 2020 Alokasi yang diterima Kabupaten Sampang, Pupuk Urea sebanyak14.767 ton, SP-36 2.461 ton dan ZA 3.504 ton dan NPK 9.609 ton tapi realokasinya sebanyak 9.399 ton, serta Pupuk Organik sebanyak 20.037 ton
Sementara Suyono Plt Kadis Pertanian Kabupaten Sampang tidak bisa dimintai tanggapannya, karena tidak ada di ruang kerjanya.(yat)
Akibatnya, para petani harus lebih menguras kantong untuk membeli pupuk yang tidak bersubsidi, karena stok untuk pupuk bersubsidi sudah mulai langka, guna memenuhi kepentingan bertani.
Pemilik Distributor Pupuk dari CV. Usaha Tani Sampang, H. Moehid Dohri menjelaskan, di awal tahun petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, namun saat ini di pertengahan hingga akhir tahun 2020, dipastikan tidak ada pupuk bersubsidi, dan Petani terpaksa membeli pupuk non subsidi, jelas H. Moehid Dohri.
“Di awal tahun, pasokan pupuk subsidi ini tidak masalah, karena kekurangan diambilkan jatah musim tanam berikutnya. Namun saat akhir tahun petani akan kesusahan untuk mendapatkan pupuk subsidi tesebut karena stok sudah tidak tersedia,” terang H Moehid.
Dirinya juga menjelaskan, "Salah satunya Pupuk Organik, dimana tahun 2019 sebanyak 1.094 ton, tapi tahun 2020 jauh meningkat drastis dengan direalokasi sebanyak 20.037 ton. Sementara Pupuk Organik tidak diminati dan tidak di butuhkan Petani di Sampang, sedangkan pupuk yang benar – benar di butuhkan malah stoknya sedikit," pungkasnya.
Ditambahkan H. Moehid, "Kekurangan pupuk bersubsidi saat ini karena adanya pengurangan kuota dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. “Untuk alasan pengurangan kuota tidak sesuai kebutuhan, dinas pertanian Kabupaten Sampang yang lebih tau Mas”.
Hal senada juga di sampaikan ketua kelompok tani H. Subaidi, menurutnya, kelangkaan atau kekurangan stok pupuk bersubsidi telah sering terjadi di setiap akhir tahun, sehingga pihakanya mengaku tidak begitu kaget dengan hal tersebut.
Namun, H. Subaidi berharap ada respon serius dari pemerintah Sampang, baik dari Dinas Pertanian Kabupaten Sampang hingga peran Bupati Sampang untuk di Sampaikan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa timur, hingga kementrian, agar bisa terpenuhi kebutuhan Pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Sampang," harapnya.
Menyikapi hal tersebut, sejumlah Petani dan Distributor Pupuk di Sampang mengaku kecewa dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa timur yang terkesan asal-asalan dalam menyalurkan Pupuk Subsidi yang tidak mengacu pada kebutuhan tahun-tahun sebelumnya sehingga pengalokasian jauh dari yang di butuhkan pera petani.
Perlu diketahui, ada lima (5) macam pupuk yang dibutuhkan di Kabupaten Sampang, yaitu Pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik, yang pengen alokasiannya tidak sesuai dengan kebutuhan para petani,
Dimana tahun 2019, Pupuk Urea sebanyak 18.357 ton, SP-36 4.466 ton, ZA 2.207 ton, NPK 2.390 ton dan Organik sebanyak 1.094 ton, sementara tahun 2020 Alokasi yang diterima Kabupaten Sampang, Pupuk Urea sebanyak14.767 ton, SP-36 2.461 ton dan ZA 3.504 ton dan NPK 9.609 ton tapi realokasinya sebanyak 9.399 ton, serta Pupuk Organik sebanyak 20.037 ton
Sementara Suyono Plt Kadis Pertanian Kabupaten Sampang tidak bisa dimintai tanggapannya, karena tidak ada di ruang kerjanya.(yat)